Selasa, 18 Juni 2013

{||¤ Fanfic DNI ¤||}

{||¤ Fanfic DNI ¤||}

Tittle: Satu Atap
Genre: Romance/Friendship
Cast: Sasuke, Sakura, Naruto, dll
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Author: TRAINEE <DNI>
Warning: OOC, AU, multi-chapter, alur maju mundur, dll. Fanfic ini terinspirasi dari J-drama Itakiss LIT.

Happy reading!

Chapter sebelumnya...

Sasuke kesal dan menunjukan pemberontakannya saat Fugaku memintanya memindahkan barang-barangnya ke kamar Itachi dan tidur bersama Itachi karena akan ada yang menempati kamar miliknya.

"Tak akan aku biarkan orang yang mengganggu ketenanganku." Sasuke mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Ah, Uchiha... Nampaknya emosimu sedang memuncak.

Link chapter 1 => http://www.facebook.com/photo.php?fbid=618969278113142&set=a.529849683691769.125165.435339476476124&type=3&src=http%3A%2F%2Fsphotos-d.ak.fbcdn.net%2Fhphotos-ak-ash3%2F943173_618969278113142_862731806_n.jpg&size=500%2C524

---- xxxx ----

Chapter 2: Takdir, kah?

Lonceng tanda jam pelajaran selanjutnya telah berbunyi, Sakura terlihat menyeka keringatnya, begitu juga 2 sahabatnya yang baru saja meletakan alat bersih-bersih di gudang dekat area lapangan tenis tersebut.

"Fyuh~ untung saja ada kalian. Kalau tidak, aku mungkin belum menyelesaikannya sampai sekarang," ujar Sakura dengan wajah lelah. Kedua sahabatnya pun hanya tersenyum lemah. Ah, benar-benar persahabatan yang indah.

"Ya sudah... Ayo kita kembali ke kelas!" aja Karin diikuti Sakura dan Tayuya. Mereka menyusuri lorong sekolah yang mulai sepi karena siswa-siswa lain memang telah masuk ke kelasnya. Ketiganya naik ke lantai dua gedung sekolah itu, menuju kelas 3-D. Namun saat melewati kelas 3-A, langkah Sakura terhenti dan mata emeraldnya terlihat memperhatikan seisi ruangan dari jendela kelas tersebut. Tayuya dan Karin yang menyadari hal itu menatap Sakura penuh tanya.

"Kau lihat apa?" tanya Karin yang ikut melongok dari balik jendela kelas 3-A. Dari sana anak-anak kelas tersebut tampak membaca buku dengan tenang walau tak ada guru disana, berbanding terbalik dengan kelas 3-D yang sangat berisik jika dalam kondisi tersebut.

"Sasuke-kun tidak ada di kelas," jawab Sakura. Karin memutar bola matanya bosan.

"Ya Tuhan, Sakura. Masih saja kamu memperhatikan orang itu. Sasuke itu... melirikmu saja tidak, kan?" Tayuya berkata seraya berkacak pinggang. "Sudahlah... Ayo kita kembali sekarang. Itupun kalau kau tidak mau dihukum lagi."

Tayuya melongos pergi, diiringi Karin yang menyusulnya. Mau tak mau, Sakura pun ikut mengekor di belakang.

'Kemana perginya Sasuke-kun, ya?'

| XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX |

Konoha International Airport....

Hilir mudik keramaian benar-benar terasa menjelang siang itu. Orang-orang berlalu lalang di sekitar atau area bandara nomor 1 di Konoha tersebut. Kesibukan disana beragam, ada yang menunggu kedatangan sanak saudara, membeli tiket, menunggu jam pesawat landing, dll. Begitu pula yang tampak di kursi tunggu bandara tersebut. Seorang pria paruh baya -Uchiha Fugaku- dengan pakaian resmi berwarna hitam tengah duduk bersama seorang yang sebaya dengannya. Pakaiannya pun resmi, namun terlihat lebih sederhana darinya. Disisi kanan kursi tempatnya duduk, tersampir koper besar.

"Jadi semua persiapan disana sudah beres ya, Kizashi?" tanya Fukagu.

"Ya, katanya seperti itu. Kurasa ini akan jadi perjalanan yang panjang," jawab pria berkumis itu sedikit menerawang. "Ini akan jadi awal yang mungkin sulit untuk keluargamu, khususnya anak-anakmu," lanjut Kizashi tersenyum tipis.

"Aku sudah membicarakannya kepada mereka kemarin."

"Lalu?"

"Yah... Hanya Sasuke yang kurang setuju," jawab Fugaku jujur. "Tapi kupastikan dia akan segera beradaptasi dengan anak itu."

Kizashi menghela napas, "Atau sebaiknya kita bicarakan ini kembali? Aku tak ingin membebankan semua sendirian padamu," tawar Kizashi. Memang kurang nyaman jika melihat sahabatnya kesusahan. Ya, begitulah. Fugaku dan Kizashi adalah sahabat dekat. Banyak hal yang mereka lewati bersama, baik suka maupun duka. Dan itulah yang membuat hubungan mereka begitu erat, walau masing-masing telah berumah tangga.

"Tidak perlu, Kizashi. Biar aku menanggungnya. Aku telah banyak merepotkan kalian," ucap Fugaku.

| XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX |

Kebisingan terdengar jelas saat Sakura dan kedua sahabatnya memasuki kelas 3-D. Sakura bahkan harus menutup telinganya karena dengan nistanya Kiba menyambut kedatanganny dengan berteriak nyaring tepat di telinganya. Untunglah gendang telinganya tak pecah.

Karin berdecak kesal dan berkacak pinggang. Kelas itu benar-benar parah dan lebih mirip seperti aktifitas pasar malam. Lihatlah... Dari sudut ke sudut ruangan, yang ada hanyalah pemandangan yang tak enak dilihat. Ada yang bermain lempar kertas, menjahili anak gadis dengan ulat bulu, bungkus-bungkus snack yang berhamburan, kursi yang tidak tersusun rapi, dan gambaran-gambaran buruk lainnya.

"BERISIIIIIIIIIIK!!!!" teriak Karin dan sontak membuat semua orang di kelas itu berpaling ke arahnya dan menutup rapat kuping mereka. Sakura bahkan mendeliknya tajam.

"Kau yang berisik, baka." Tayuya berucap mendesis, menahan emosinya yang tertahan.

"Huh? Apa-apaan kelas ini? Benar-benar buruk! Pantas saja kita selalu diremehkan oleh anak-anak dari kelas 3 lainnya," rutuk Karin kesal. "Nah lihat itu! Tulisan yang menjijikan. Lee, hapus tulisan itu!" Karin melempar penghapus karet ke arah Lee.

"T-tapi...."

"Apa kau mau memban___?!!"

"SAKURA-CHAAAAAAAAN~!!!" Suara riang dari arah pintu kelas 3-D berhasil memotong perkataan Karin dan mengalihkan perhatian semua orang. Karin terlihat dongkol mengetahui pelaku -pemilik suara- tersebut. Namun malangnya, orang itu tak menyadari kekesalan Karin dan menghampiri Sakura dengan memasang cengiran 5 jari yang menjadi ciri khasnya.

"Kau baik-baik saja? Aku mengkhawatirkanmu dari tadi. Aku bahkan nekad melompat keluar dari gerbang sekolah untuk membelikan ini untukmu. Kupikir ini akan membuatmu bahagia setelah tersiksa oleh hukuman Anko-sensei. Ambilah!" tuturnya bersemangat.

"A-arigatou, Naruto." Sakura tak mampu berkata apa-apa. Speechless dengan hal yang baru saja diungkapkan oleh pemuda blonde di hadapannya itu. Nekad keluar dari sekolah hanya untuk membeli ice cream strawberry-cup kesukaan Sakura.

"Ehehehehe, apapun akan aku lakukan demi Sakura-chan. Yang terpenting Sakura-chan senang," ujarnya. Wajahnya berseri ceria menunjukan ketulusannya, walau keringat tampak mengucur dari pelipisnya.

Naruto Uzumaki, itulah nama pemuda tersebut. Mata biru langitnya yang cerah mengedar melihat seisi kelas yang tampak mematung menjadi penonton mereka. Konyol sekali kelas itu. "Lihat apa kalian?!" seru Naruto, membuat semuanya tersadar dari ke-cengo-an mereka dan kembali dengan kesibukan masing-masing. "Ayo, Sakura. Kau juga harus duduk. Kau lelah, kan?" Naruto berkata dengan lembut dan menuntut Sakura ke kursinya seperti memperlakukan anak kecil. Karin dan Tayuya yang mengekor di belakang mereka hanya menatap bosan. Ah, Naruto... Cintamu itu agak mengerikan.

"Asuma-sensei, kenapa belum datang ya?" gumam Tayuya saat mereka telah menempati kursi mereka masing-masing. Sakura duduk di samping Karin, sedang Tayuya ada di depan mereka. Dan Naruto setia menguping di kursi belakang Sakura, dengan Chouji yang asyik memakan keripik duduk di sampingnya.

"Entahlah... Kelas 3-A tasi juga kosong, kan?" ujar Karin menambahkan.

"Ah, benar. Apa ada rapat guru?" Tak ada yang menjawab dengan pasti pertanyaan Tayuya. Semua menggelengkan kepalanya.

"Mmm, Sakura-chan... Kemarin kau bilang, kau ada acara sepulang sekolah, kan?" tanya Naruto mengalihkan topik. Sakura mengangguk dan membenarkan posisi duduknya lebih merapat dengan meja.

"Ya, begitulah. Aku akan ke tempat sahabat ayahku. Ah~ itu pasti akan membosankan sekali," keluh Sakura.

Kau salah Sakura... Akan ada hal menarik nantinya, hehehe.

| XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX |

Sebuah mobil Sedan hitam memasuki kawasan yang sedikit menepi dari keramaian Konoha. Terpampang jelas lambang kipas kertas dengan ukuran cukup besar di depan gerbang tersebut. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang dan berhenti di depan sebuah rumah dengan aksen tradisional. Dari dalam mobil tersebut, keluarlah seorang gadis berambut softpink dan mata emeraldnya terlihat menyusuri sekelilingnya.

"Kita sudah sampai, Sakura." Suara baritone sang ayah mengalihkan perhatian Sakura. Sakura pun mengangguk dan berjalan di samping ayahnya dalam diam.

'Mewah sekali? Ternyata teman ayah itu sangat kaya,' batin Sakura merasa kagum memandang sudut pekarangan rumah yang tertata apik dengan hiasan pohon bongsai hias di sisi jalan. Saking kagumnya dia tak memperhatikan jalan dan hampir jatuh saat tersandung batu kecil.

"Kau tak apa, nak?" tanya ayah Sakura khawatir, dan hanya dibalas dengan cengiran.

Ting tong! Ting tong! Ting tong!

Beberapa jeda waktu terjadi setelah ayah Sakura memencet bel, hingga akhirnya terdengar suara yang mendekat dari dalam dan membuka pintu.

"Kizashi-san, masuklah!" ujar wanita yang beberapa tahun lebih muda dari ayah Sakura. Sakura lalu membungkukan badannya memberi salam, dan disambut senyuman lembut dari wanita bermata onyx itu.

Mereka kemudian masuk, wanita yang diketahui bernama Mikoto pun mempersilakan mereka duduk saat memasuki ruang tamu yang identik dengan warna kayu. Benar-benar terasa hangat dan alami.

"Fugaku masih dalam perjalanan kesini," ujar Mikoto sambil menyajikan 2 cangkir teh hijau hangat untuk kedua tamunya.

"Onii-san?! Kemarilah!!!" panggil Mikoto mendekatkan diri ke bibir tangga menuju lantai 2. Sakura yang kebingungan menatap ayahnya, sedang Kizashi hanya menepuk lembut pundak putri kesayangannya itu.

Tak lama, seseorang pun turun dari tangga dengan memakai t-shirt berwarna hitam dan celana jeans panjang. Rambutnya panjang dan terikat. Sakura menatapnya tak berkedip. Sepertinya terpesona dengan ketampanan laki-laki itu. Bahkan hingga laki-laki itu berdiri tepat di depan Sakura, gadis itu tetap mematung menatapnya tanpa berkedip.

"Maaf lama menunggu. Saya Uchiha Itachi. Anak tertua," ucap sulung Uchiha itu memperkenalkan diri di depan Kizashi dan Sakura. Mendengar kata Uchiha, mata Sakura langsung membulat.

"U-Uchiha???!" ulang Sakura.

"Ya? Ada apa?" tanya Itachi heran.

"A-aaa... Tidak," jawab Sakura setelah beberapa saat lelap dalam keterkejutan. 'Mungkin ada Uchiha yang lainnya, tidak mungkin Uchiha itu, kan?' batin Sakura mencoba menghilangkan pikiran-pikirannya.

"Maaf membuat menunggu. Aku rasa Fugaku akan sedikit terlambat. Anak bungsu kami juga belum datang. Jadi hanya kami yang menyambut kalian."

"Tidak apa-apa, Mikoto-chan. Perjalanannya memang cukup jauh," jawab Kizashi menanggapi perkataan Mikoto.

"Iya. Sudah sangat lama sejak terakhir kita berkumpul. Dan ini kali pertama kita memperkenalkan anak-anak kita." Mikoto menatap lembut Sakura, membuat semburat merah tipis menyeruak dari pipi gadis bersurai softpink itu. "Anakmu sangat cantik. Seperti Mebuki."

"Andai dia masih ada__"

Kriet!

"__Aku pulang!"

Ucapan Kizashi terpotong. Sakura refleks menoleh ke arah suara yang terdengar dari arah pintu. Suara itu....

"Okaeri. Kau agak terlambat, Sasuke."

"Maaf, bu. Tadi aku ke suatu tempat terlebih dahulu," balasnya. Ya, dialah Uchiha Sasuka. Bungsu dari keluarga Uchiha. Mikoto tersenyum menyambut anaknya, sedang Sakura membatu.

"Salam kenal. Aku Uchiha Sasuke. Bungsu dari keluarga ini," salam Sasuke membungkukan badannya sopan ke arah Kizashi dan Sakura. Dia terlihat sangat tenang, berbanding terbalik dengan Sakura yang masih menatapnya tak percaya dengan mulut membentuk huruf 'o'.

"Sasuke-kun?!" Akhirnya keluarlah satu kata dari mulutnya. Wajahnya benar-benar tak dapat menutupi keterkejutannya.

"Ya?"

"E??? Kalian sudah saling kenal?" tanya Mikoto heran.

"Kami satu sekolah," jawab Sasuke tanpa melirik Sakura dan memilih duduk di samping Itachi.

Kriet!

Pintu kembali terbuka, dan kali ini menampakan wujud seorang pria paruh baya.

"Tadaima. Sudah berkumpul semua, ya?"

"Ayah, selamat datang!" sambut Mikoto. Ternyata pria tersebut adalah Fugaku Uchiha, sang tuan rumah.

"Fugaku, mana dia?" tanya Kizashi yang ikut berdiri menghampiri Fugaku. Sedang ketiga anak yang lainnya hanya memperhatikan dari tempat duduk mereka, terlebih Sakura yang jelas sangat canggung berhadapan dengan Sasuke.

'Tuhan... Apa ini nyata,' batin Sakura menjerit.

"Oh iya.... Ayo masuk, nak!" panggil Fugaku pada seseorang di balik pintu.

Sesaat setelah itu, seseorang pun masuk. Dia agak menunduk karena tampak kerepotan menggeret koper besar di tangannya. Saat kepalanya mendongak dan menatap wajah-wajah di depannya, mata shapphire-nya membulat sempurna.

"Sakura-chan?!!!"

'Oh, Tuhan! Apa lagi ini?!!!' jerit Sakura shock berat hingga tak bisa berkata apa-apa dan hanya membelakakan mata dengan mulut menganga. Dan Sasuke... walau tak terlihat jelas, diapun nampaknya cukup terkejut, membuat keempat orang lainnya menatap mereka bertiga dengan wajah kebingungan.

'Ini petaka,' batin Sasuke.

| XoX XoX XoX to be continued XoX XoX XoX |

A/N:
Akhirnya.... Chapter 2 rilis setelah dengan susah payah melawan rasa malas untuk mengetik lanjutannya, hehe.
Maaf jika masih ada salah dalam penulisan. Saya malas mengoreksi. #plak
Okey... Kritik dan saran diperlukan untuk evaluasi chapter ini. Makanya, jangan cuma jadi silent reader. Review, please!

Follow us: https://twitter.com/DuniaNarutoIndo
Visited our blog: http://dunianaruto-id.blogspot.com/

LIKE, FREE TAG AND SHARE IT!

Copyright by Dunia Naruto Indonesia

__TRAINEE <DNI>

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau Mau Copas Sertakan Linknya Ya. Diberdayakan oleh Blogger.