Minggu, 16 Juni 2013

&{||¤ Fanfic DNI ¤||}

&{||¤ Fanfic DNI ¤||}

Tittle: Satu Atap
Genre: Romance/Friendship
Cast: Sasuke, Sakura, Naruto, dll
Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto
Author: Satu Atap © TRAINEE <DNI>
Warning: OOC, AU, multi-chapter, alur maju mundur, dll.

Happy reading...

Chapter 1

Pagi itu di Konoha International High School (KIHS), seorang gadis dengan surai bubble-gum tampak melongok ke gedung sekolah dari arah luar pagar. Mata emeraldnya menyusuri seluruh area sekolahan, seakan mencari sesuatu atau mungkin seseorang.

'Aman,' batinnya seraya melempar tas selempangnya ke arah dalam pagar sekolah. Tak lama setelahnya, dialah yang melompat masuk kesana.

Sejenak dia mengelus dadanya lega, dan menghembuskan nafasnya pelan. Matanya masih was-was menatap kanan kiri dan berjalan perlahan dengan tas di pelukannya.

"Ehem!!!"

"Omo?!; Gadis itu segera menoleh ke belakang takut-takut dengan mulut yang masih membentuk huruf 'O'.

"Terlambat lagi, Haruno-san?" tanya orang tersebut pada gadis bermarga Haruno itu. Gadis itu menundukan kepalanya. Jangan pikir dia takut, tapi dia malu. Kenapa? Karena orang yang berada di hadapannya adalah....

"Sa-Sasuke-kun..." ucap gadis Haruno pelan. Ah, sungguh memalukan saat kepergok oleh orang yang disukai, kan?

Ya. Gadis itu Haruno Sakura, 17 tahun. Sudah menjadi rahasia umum jika gadis manis itu menyukai Sasuke Uchiha yang seorang jenius di sekolahan mereka. Sayangnya, pemuda Uchiha itu sama sekali tak peduli dengan perasaannya. Mau bagaimana lagi? Seorang jenius dan seorang yang nilainya pas-pasan. Bukan hanya itu, mereka juga beda kelas. Jadi sangat wajar jika Sasuke menganggap Sakura hanya angin lalu dan langsung menolaknya saat gadis itu menyatakan cinta padanya 1 tahun silam. Oh... poor Sakura. Dia sempat sakit selama 2 minggu karena insiden penolakan tersebut.

"Hn. Kenapa kau malah diam disana? Bukankah kelas sudah dimulai?" tanya Sasuke dengan salah satu alis terangkat ke atas. Tangannya stay cool di dalam saku celananya.

"Sasuke-kun sendiri kenapa masih berada di luar?" Sakura balik bertanya.

"Aku tak mau menjawab pertanyaan yang tidak dijawab oleh si penanya. Lagipula, kemana aku pergi, itu bukan urusanmu," jawab Sasuke dingin dan langsung berlalu dari hadapan Sakura.

"Dia terlalu dingin... tapi, aku suka dia yang seperti itu..." gumam Sakura terus menatap kepergian Sasuke.

|| XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX ||

"Huft..." Sakura mendengus pelan. Gadis itu sedang duduk terkulai di tengah lapangan tenis dengan ember dan pel lantai tersampir sembarangan di dekatnya. Diusapnya peluh yang menetes dari pelipisnya. "Anko-sensei tega sekali. Padahal aku hanya telat 15 menit."

Puk!

Seseorang menyentuh pundak Sakura. Refleks Sakura menoleh ke arah orang tersebut. "Tayuya! Karin!" seru Sakura riang mendapati kedua sahabatnya.

"Ara ara... Sakura. Lihat apa yang kau lakukan ini? Berantakan sekali," komentar Karin tak menghiraukan ucapan Sakura barusan.

"Ayo, bangun! Kami akan membantumu," ujar Tayuya seraya berjongkok, tangannya masih memegang pundak Sakura.

"Kalian memang sahabat terbaikku!" ucap Sakura riang memeluk erat Tayuya yang hampir terjungkal karena aksi mengejutkannya.

"Le-lepaskan, bodoh! Kau membuatku su-sulit bernapas!" keluh Tayuya dengan suara yang tercekat karena Sakura yang memeluknya terlalu erat.

Duak!

"Aww!!! Ittai, Karin," jerit Sakura memegang pucuk kepalanya yang dijitak keras oleh Karin. Pelukan Sakura pun otomatis lepas dari Tayuya, membuat gadis berambut merah itu bisa bernapas lega.

"Napasku... Napasku... Huwa~!" Tayuya bertingkah konyol dengan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya, membuat Karin hanya memutar mata bosan.

'Tuhan... Kenapa aku bisa punya 2 teman yang super bodoh,' celetuk Karin membatin.

"Osh! Bukan saatnya kita bertindak bodoh. Tugas masih menanti di depan mata. Ayo bangkitkan semangat kita! Go go go!" seru Sakura seraya mengacungkan tinggi-tinggi pel lantai di tangannya.

"SEHARUSNYA KAMI YANG MENGATAKAN KALIMAT ITU, BAKA!!!" protes Karin dan Tayuya bersamaan. Lalu apa reaksi Sakura? Gadis itu hanya nyengir. Ahahaha, dasar Sakura. Dia yang dihukum, tapi dia yang menyemangati teman-temannya yang ingin membantunya.

|| XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX XoX ||

Tempat beralih...

Kini kita menuju tokoh pemuda utama dalam fanfic ini, Uchiha Sasuke. Tengoklah pemuda bermata onyx itu. Dia tampak bersender santai di bawak pohon owk di belakang sekolahnya. Cukup jauh dari gedung sekolah, dan tersembunyi di balik semak belukar.

"Menyebalkan..." tutur Sasuke entah kepada siapa. Dia mendongak menatap langit. Hembusan sang bayu membuat rambut ravennya menari lembut mengikuti arah angin. Sungguh suasana yang menyejukan, tapi hati pemuda itu sebenarnya sedang kalut.

Lihatlah matanya yang menerawang jauh ke langit itu, terlihat kosong.

(FLASHBACK MODE: ON)

Suasana pagi di ruang makan kediaman Uchiha. Keadaan tampak tenang dan tak satupun kata terucap dari mulut empat orang yang kini sedang menyantap sandwich di piring masing-masing. Hanya suara sendok yang bertemu dengan gelas saat mengaduk teh yang terdengar.

"Ada hal yang ingin ayah katakan kepada kalian." Akhirnya suara baritone itu memecahkan keheningan yang sejak tadi tercipta. Otomatis 2 pasang mata dari keturunan Uchiha tersebut menoleh dan memfokuskan mata dan pendengaran mereka kepada sang ayah. Sedang sang nyonya Uchiha terlihat duduk tenang di hadapan 3 laki-laki yang sangat dicintainya tersebut.

"Ayah punya seorang sahabat baik sejak SMA dulu. Kami begitu dekat sampai selalu membagi apapun yang kami miliki," tutur Fugaku Uchiha -sang tuan besar Uchiha. "Ada banyak hal yang membuat ayah berhutang budi padanya. Bahkan ayah tak akan pernah seperti ini jika bukan karena dia."

"Jadi, apa hubungannya cerita ayah itu dengan hal yang ingin ayah sampaikan pada kami," celetuk si bungsu Uchiha tak sabaran. Sepertinya dia bosan dengan basa-basi ayahnya.

"Sasuke, sopanlah sedikit!" tegur sulung Uchiha kepada adiknya.

"Tak apa, Itachi," ujar Fugaku pada Itachi yang merasa sungkan. "Jadi... Saat ini ayah dengar dia sedang dalam masalah. Dan mengharuskannya pergi ke Suna untuk menyelesaikan urusannya."

"Lalu?"

"Diamlah..." desis Itachi geram pada adiknya yang sama sekali tak menghargai orang tuanya.

"Sasuke... Ayah ingin sepulang sekolah nanti, kau membenahi semua barang-barangmu dan pindah ke kamar Itachi."

"Apa?!!"

"Kamarmu akan digunakan sementara oleh anak dari sahabat ayahmu itu, nak." Kali ini nyonya Uchiha-lah yang berujar.

Brak!

Semua mata terkejut dengan tindakan nekad si bungsu Uchiha yang menggebrak meja tiba-tiba.

"Sasuke!!!"

Percuma... Pemuda penyuka tomat itu berlalu dan menghilang di balik pintu yang memisahkan ruang makan dan ruang tamu. Wajahnya nampak kesal dan tak terima dengan permintaan ayahnya barusan.

(FLASHBACK MODE: OFF)

"Tak akan aku biarkan orang yang mengganggu ketenanganku." Sasuke mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Ah, Uchiha... Nampaknya emosimu sedang memuncak.

|| XoX XoX XoX XoX to be continued XoX XoX XoX XoX ||

Author's note:
Mohon review untuk chapter pertama ini. Sangat sederhana memang dan belum ada konflik berarti. Anggaplah pembukaan yang datar, hehehe. Berharap chapter depan saya bisa memberi sesuatu yang lebih. Okey... Jangan cuma jadi silent-reader, ya?

Follow us!
Twitter: https://twitter.com/DuniaNarutoIndo

Kunjungi juga blog kami di http://dunianaruto-id.blogspot.com/

Like, Free tag, and Share!

Copyright by Dunia Naruto Indonesia

TRAINEE <DNI>

0 komentar:

Posting Komentar

Kalau Mau Copas Sertakan Linknya Ya. Diberdayakan oleh Blogger.